Lanjutan dari hasil bongkar-bongkar sebelumnya, hanya saja kali ini nemunya repository entertainment system dari masa lalu. Jumlahnya pun lumayan, satu kardus. Benar-benar sudah lupa kalau punya ini. Isinya juga relatif masih bagus walaupun banyak debu. Hm.. apakah itu?

Ya, itulah tadi sebagian (kecil) koleksi game dari console terlaris dimasa itu, Playstation. Permainan favorit sepulang sekolah di salah satu SMP Negeri yang terletak di jantung kota Surabaya. Mungkin juga saya harus sedikit mengkredit lokasi sekolahan ini, karena letaknya yang notabene juga bersebelahan dengan tempatku biasa menambah koleksi game, apalagi kalau ada yang baru. Yah tapi itu semua hanya cerita delapan tahun lalu yang muncul karena kepingan-kepingan ini. Sekarang mungkin hanya sedikit game yang masih bisa dimainkan, itu pun kalau masih ada yang punya consolenya juga.
Iseng-iseng aku ambil beberapa game yang “bagus” dan beberapa yang “menghibur”. Berbekal tools CD Image Creator, aku coba satu per satu game tadi, berharap ada yang masih bisa “dicopy” dan dimainkan lewat emulator. Tapi GAGAL
Terhitung ada delapan game yang gagal dicopy, dan ini benar-benar membuat saya frustasi. Rasanya seperti orang bodoh karena sudah melakukan hal yang sia-sia (padahal aslinya memang bodoh, iya kan?). Tapi kebodohan ini justru menjadi hal yang membuat saya tidak bisa berhenti. Pada percobaan selanjutnya, dengan sedikit sentuhan keberuntungan sebuah game arcade berhasil dicopy dengan sempurna. haha..
“Marvel vs Capcom”, sebuah game pertempuran antar superhero dari dua developer game terkenal di dunia. Walaupun hanya game sekelas “dingdong” dengan grafik 2D pas-pasan, tapi cukup menghibur. Oya, buat yang belum tau, istilah dingdong saya tujukan untuk sebuah game yang biasanya disediakan di mall-mall atau supermarket. Game ini biasa dimainkan dengan memasukkan koin lalu bermain sampai selesai atau kalah. Kalau sekarang mungkin game ini hanya ada di tempat-tempat tertentu, seperti Timezo*e misalnya, tapi dulu game ini bisa ada di beberapa supermarket atau tempat-tempat umum dan bisa dimainkan hanya dengan memasukkan uang logam receh (seratus rupiah). Hm.. benar-benar memori lain lagi yang keluar hanya karena kepingan berdebu.

hahahah … ini ceritanya mengungkap masa lalu semua yah???
sepertinya iya, bakal jadi mainstream entri mungkin..
hem … gitu yah
intinya blogmu banyak mengulas masa lalu nih
klo yg diulas masa depan, nanti kesannya jd kyk ndukun..
haha … iyo pek
gapopo, sok-sokan tahu masa depan
menyebarkan rencana
jika rencana itu terwujud, kamu akan dianggap hebat
tahu sebelum terjadi, padahal hanya main tebak-tebakan dengan segala probabilitasnya π
hm.. klo itu baru masuk akal