Aku teringat akan sebuah cerita
tentang rasa sakit yang memekik sukma
yang terdengar jelas di dalam kepala
yang aku coba untuk melaju dengannya
walau harus menyibak luka menganga
.
tetaplah berjalan
lupakan saja semuanya
tetaplah berjalan
dan berhentilah merasa
hati yang terluka ini
aku sudah membebatnya
.
tidak apa-apa jika aku harus terluka
sebab rasa sakitnya sudah tidak terasa
tidak apa-apa jika aku yang harus terluka
dan harus menyeret kedua kaki agar dapat melangkah lagi
.
halusinasi mulai hinggap di kedua mata
aku hilang akan tujuanku berkelana
sayup-sayup seakan terdengar suara
dia memanggil, kemudian lenyap seketika
sebelum aku tahu, bahwa suara itu pun tidak pernah ada
rebah jasadku dalam ilusi, ditinggal angan terbang dan pergi
.
hingga mereka datang menghinggapi
menanyakan aku kemana hendak pergi
cih, kenapa kau berkata seakan peduli
langit saja tidak pernah menangisi
hilangnya satu atau seribu penghuni bumi
aku sudah pergi, tidak mungkin untuk kembali
.
dalam naungan yang menyelimuti rasa sakitku
dalam dekapan yang melindungi asa terakhirku
terhempas kekuatan terakhirku, untuk menutup semua lukaku
duka dan pilu mengiringi jasad dan sukma ku yang tak lagi bersatu
.
maka genggamlah apa yang tersisa dari hatimu
dan dengarkanlah suara yang menangis dari batinmu
jangan ragu..
jangan salah lagi, karena memang sudah sedari dulu
sejak awal perjumpaan kita di masa yang telah lalu
sebenarnya kita telah sama-sama tahu,
akan apa yang bersemayam di masing-masing kalbu
.
dan ketahuilah, sebuah pertanda yang aku kirim untukmu
tentang rasa yang akan selalu menjagamu
maka ikutilah yang seharusnya menjadi jalan bagimu
.
And if you do, there’s nothing more to fear…
So, don’t forget okay? The reason for smiling..
.
Because that pain protected you
Because that pain protected you
Because that pain is always protecting you